Cerita ” Suka duka Banjir ” petani tomat dan pencari ikan

  • Whatsapp

Lampung – Banyaknya tumpukan material sampah kayu dipintu air bendungan Way Gatel Pekon Panjerejo Kecamatan Gading rejo Kabupaten Pringsewu Lampung mengakibatkan meluasnya banjir dibeberapa wilayah.

Caption : kondisi tanaman tomat yang terendam banjir dipekon ambarawa timur kecamatan amabarawa pringsewu lampung.

Seperti halnya terjadi di Kecamatan Ambarawa. Ribuan hektar sawah terendam banjir yang berakibat pada tanaman palawija seperti cabai, tomat diarea persawahan gagal panen.

Bacaan Lainnya

Warga masyarakat petani palawija tak bisa berkata kata apa apa melihat kondisi tanaman yang sudah terendam air dengan ketinggian bervariasi.

” Gagal panen mas. Sudah banyak modal yang dikeluarkan untuk membiayai tanaman tomat. Buahnya sudah banyak tinggal panen. Tapi, curah hujan yang tinggi menyebabkan area persawahan terendam air dengan ketinggian mencapi 50 Cm – 1 M,” keluh Rohmat saat ditemui dilokasi pada Rabu (26/10/22).

Selain itu kata Rohmat, diarea sini sudah kerap terjadi banjir musiman yang berdampak sangat fatal.

Menurutnya, penyebab banjir tersebut dikarenakan banyaknya material tumpukan kayu di depan pintu air di Bendungan Way Gatel. Jadi, pintu air tidak bisa dibuka sehingga terjadi perlusan wilayah genangan air.

” Disini hampir tiap tahun. Tahun kemarin pun parah, ditambah lagi tahun ini akan lebih parah lagi jika tidak secepatnya ditangani permasalahan di bendungan. Kalau dibiarkan, bisa menjadi lautan dan akan bertambah lagi nilai kerugian warga masyarakat,” ungkapnya.

Rohmat berharap kepada pemerintah daerah ataupun dinas terkait agar secepatnya turun tangan mengatasi permasalahan ini jangan dibiarkan berlarut larut.

” Seharusnya tahun kemaren buat pembelajaran soal penyebab banjir. Tapi kenapa ini kok terjadi lagi. Apakah harus kami warga masyarakat menuntut pemerintah daerah untuk ganti rugi,” tutupnya.

Sementara itu, warga masyarakat memanfaatkan banjir untuk mencari berkah dengan mencari ikan air tawar. Bermodalkan perahu kayu dan jala mengarungi lautan air sawah untuk mencari ikan.

” Ada berkah dibalik musibah. Mau diapain lagi kalau sudah begini. Namanya musibah, kami harus pasrah dan berdoa. Tapi ada hikmahnya karena bisa mencari ikan untuk kebutuhan hidup,” terangnya. (Saniman).

 

Loading

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *