Lampung – Seorang ibu rumah tangga berusia 48 tahun berinisial EK asal Pekon Mulyorejo kecamatan Banyumas Pringsewu nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Sebelum bunuh diri, korban diketahui sempat curhat kepada tetangganya hendak menjual meteran listrik karena terpepet kebutuhan ekonomi.
Tak lama setelah curhat ini, korban ditemukan tak bernyawa. IRT ini pergi selamanya, meninggalkan dua orang anak yang sedang tertidur.
Kapolsek Sukoharjo Iptu Timur Irawan SH. MH menuturkan, korban pertama kali ditemukan oleh anak kandungnya yakni Sherly Anggraini (12) pada Senin (2/8/21) pukul 05.00 WIB.
“Sekira jam 03 pagi korban masih sempat mengantarkan anaknya buang air kecil, namun sekira jam 5 pagi saat anaknya bangun ternyata ibunya sudah tidak ada dikamar, setelah dicari ternyata ibu mereka sudah pindak posisi berada dikamar lain dalam kondisi gantung diri” tuturnya mewakili Kapolres Pringsewu AKBP Hamid Andri Soemantri, SIK pada Senin (2/8/21) pagi
Kaget mengetahui ibunya gantung diri, anak koran langsung berteriak dan lari memberitahukan warga sekitar yang kemudian warga langsung mengecek kondisi korban sementara warga lain meneruskan perihal kejadian tersebut kepada aparat Pekon dan Pihak Kepolisian Polsek Sukoharjo.
Mendapati laporan warga petugas Kepolisian langsung mendatangi TKP.
Pada saat polisi datang, korban ditemukan dalam posisi duduk tersandar pada lemari plastik, dilehernya masih terdapat jeratan seutas tali tambang warna biru.
Sementara sebagian potongan tali masih terlihat terikat di besi teralis jendela kamar.
“Ada dugaan tali terputus karena tidak kuat menahan berat tubuh korban” terang kapolsek
Selanjutnya polisi melaksanakan serangkaian proses Olah TKP, Identifikasi dan pemeriksaan jenazah dan diduga kuat penyebab kematian korban karena murni bunuh diri
Hal tersebut diperkuat dengan hasil pemeriksaan jenazah oleh tenaga medis dari UPT Puskesmas Banyumas bahwa hanya ditemukan luka bekas jeratan pada bagian leher dan ditemukan ciri khas bunuh diri.
“Dugaan sementara korban nekat mengakhiri hidup karena motif ekonomi” ungkap Kapolsek
Atas kejadian tersebut keluarga korban menyatakan ikhlas menerima kejadian tersebut sebagai musibah dan tidak bersedia dilakukan Proses Outopsi pada Jenazah.
Selanjutnya jenazah diserahkan kepada pihak keluarga dan dilakukan proses pemakaman di kampung halaman korban di Pekon Banyuwangi kecamatan Banyumas.
Sementara itu Prayitno, selaku aparat Pekon mengungkapkan selama ini korban hanya tinggal berdua dengan anaknya Sherly Anggraini (12) dan Silvi Aprilia (6).
Sedangkan suaminya sudah sekitar 5 bulan ini meninggalkan korban dan kedua anaknya tanpa alasan yang jelas.
Sehingga untuk memenuhi kebutuhan ekonomi korban membuka warung sembako kecil dirumahnya. Namun akhir akhir ini sering tutup kemungkinan karena modal habis dan sepi pembeli.
Dan sebelum diketemukan gantung diri, korban sempat curhat kepada tetangga akan menjual meteran listrik karena terdesak kebutuhan ekonomi.
Dikatakan Joko, korban diketahui berprilaku baik selama tinggal di Pekon Mulyorejo dan dirinya merupakan salah satu warga prasejahtera penerima bantuan program keluarga Harapan (PKH).