Ketika kami berdoa ” Covid dan migor sulit “

  • Whatsapp
Ilustrasi net

Lampung – Kelangkaan minyak goreng membuat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM ) di wilayah Kabupaten Pringsewu Lampung harus meratapi nasib ditengah lonjakan kasus Covid 19.

Nasib apalah dikata, usaha mikro baru seumur jagung merayap ekonomi di masa pandemi Covid 19. Kini, para pengusaha harus dihadapkan dengan masa yang sulit dengan kelangkaan minyak goreng.

Bacaan Lainnya

Bukan hanya UMKM yang terdampak terkait kelangkaan minyak goreng yang berbahan baku sawit. Namun, masyarakat ekonomi menengah kebawah juga turut merasakan dampak dari langkanya minyak goreng yang ada di pasar tradisional, toko, warung maupun swalayan.

Atas semua itu warga pun berbondong bondong menyerbu mall yang ada di pusat ibukota Pringsewu. Antri, berebut demi seliter minyak goreng kemasan yang harus dibawa pulang untuk kebutuhan dapur selama 1 minggu.

Mungkin harga yang bandrol di mall pusat Ibukota Pringsewu yang dihargai Rp. 14.000,00 per satu liter lebih murah dibandingkan dengan minyak goreng yang dijual disosial media dengan harga sistem inbok alias warung dadakan.

Wargapun lebih rela antri dari pagi tapi barangnya pasti. Dibandingkan sibuk dengan melihat postingan postingan gambar minyak goreng warung sosmed.

Ini merupakan potret iklas di bulan ke 2 tahun 2022. Sejarah baru kesulitan warga masyarakat yang dihadapkan dengan lonjakan kasus Covid 19 dan kelangkaan minyak goreng dengan harga meroket.

Para ibu ibu, bapak, adek adek, remaja putra dan putri ditengah masa pandemi, kini mereka pun disibukkan mencari informasi tentang keberadaan ketersedian minyak goreng yang menjadi barang langka.

Miris melihat semua itu. Ketika rakyat dihadapkan dengan perjuangan melawan covid 19. Selain itu juga, rakyat harus berjuang berebut minyak goreng yang ketersediannya sedikit. Harganya pun selangit.

Perjuangan mereka pun tak mengeluh demi seliter minyak goreng. Dibandingkan mereka yang sibuk dengan kunjungan luar daerah demi menyerap anggaran yang takut akan refocusing.

Sedangkan, rakyat yang dihadapkan dengan lonjakan Covid 19 serta kelangkaan minyak goreng harus tetap berjuang mendapatkan walaupun harga yang melebihi batas aturan.

Begitu juga pelaku UMKM yang harus penuh kesabaran merumahkan karyawan lantaran tak sanggup lagi membayar gajih anaknya buahnya karena tak bisa produksi. Sulit dan sakit. Kapan ekonomi bangkit. Jika, kelangkaan ini tak kunjungi teratasi. (Red).

Loading

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *