Lampung – Musibah banjir yang terjadi dibeberapa wilayah di Kabupaten Pringsewu Lampung membuat pekerjaan rumah di awal tahun 2022.
Hal tersebut merupakan pekerjaan berat bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Pringsewu Lampung dalam mengatasi dan menanggulangi bencana yang kian menghantui warga masyarakat di Bumi Jejama Secancanan.
Beberapa hari yang lalu musibah banjir yang menimpa warga masyarkat Pekon Wates Selatan Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu Lampung yang menyebabkan sekitar 50 rumah warga terendam banjir.
Diwaktu yang sama, sekitar pukul 17 00 wib terjadi hujan di sertai angin kencang di Pekon Blitarejo mengakibatkan rumah terendam air dan atap rumah rusak, di RT 05 RW 02, dan banjir di RT 01 RW 01, atap rumah rusak.
Sebelumnya juga, hujan deras disertai angin puting beliung yang menerjang puluhan hektar tanaman jagung yang menimpa warga masyarakat Pekon Waringinsari Timur Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu Lampung yang mengakibatkan kerugian puluhan juta rupiah.
Musibah banjir juga menerjang puluhan hektar sawah yang terjadi di Pekon Srirahayu Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu Lampung akibat luapan air sungai way waya yang mengakibatkan warga masyarakat Pekon setempat alami kerugian.
Baru baru ini, ratusan hektar sawah terendam banjir yang terjadi di dua Pekon di Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Lampung. Pun, lahan sawah yang sudah ditanami oleh warga masyarakat Pekon Ambarawa Timur dan Pekon Ambarawa yang berpenghasilan dari sektor pertanian harus gigit jari melihat air yang merendam mata pencahariannya.
Warga pun alami kerugian yang tidak sedikit, ratusan juta uang dibuang sia sia lantaran dahsyatnya air yang merendam yang tak kunjung surut.
Diawal tahun 2022 warga masyarakat mulai dihadapkan dengan musibah banjir yang membuat ketakutan warga mulai tak terbendung. Banjir susulan, terjangan angin puting beliung membuat kecemasan warga.
Untuk menanggulangi serta menghadapi musibah banjir perlunya keseriusan pemerintah daerah dalam tanggap bencana.
Juga, mencari faktor akar permasalahan terkait banjir yang saat ini menjadi kecemasan warga masyarakat.
Jangan sampai terjadi, seperti yang disampaikan anggota DPRD Pringsewu yang memprediksi lima tahun ke depan Pringsewu akan menjadi lautan.
Hal tersebut terjadi lantaran buruknya saluran air yang menjadi pemicu banjir selama ini. Debit air yang tinggi tak tertampung oleh kecilnya saluran air yang berdampak meluapnya air sehingga terjadi genangan air serta banjir.
Seperti halnya luapan air di sepanjang jalan pusat ibukota Pringsewu menjadi langganan setiap turunnya hujan. Air menggenangi jalan yang dapat memicu kemacetan dan kecelakaan.
Saluran air yang kecil, sampah yang menumpuk serta menyumbat menjadi momok banjir. Karena itu perlunya kesadaran warga masyarakat terkait tempat pembuangan sampah.
Dan, perlunya kesigapan dan ketanggapan Pemerintah Daerah Kabupaten Pringsewu dalam menangani titik titik yang potensi langganan banjir.
Prioritaskan yang menjadi kepentingan rakyat. Banjir berdampak pada perolehan sektor pertanian. Infrastruktur jalan menjadikan lancar mobilisasi di masa pandemi Covid 19. Namun, perjuangan sektor pertanian masih diancam kecemasan.
Penulis : Nanang