Perjuangan motor tua demi anak tervonis Penyumbatan Pembuluh otak

  • Whatsapp
Caption : Nur Cahyo warga pekon giritunggal kecamatan pagelaran utara saat menunjukan daganagannya di motor tuanya.

Lampung – Kisah pasangan suami istri yang bekerja sebagai pedagang sayur keliling harus menanggung beban berat yang memilukan.

Kisah ini dialami oleh Nur Cahyo dan Eva Yuliana yang tinggal menumpang dirumah kosong milik warga di Pekon Giritunggal Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu Lampung.

Bacaan Lainnya

Dirumah itulah pasutri itu membesarkan anak semata wayangnya yang bernama Haikal Rafa Azizan yang saat ini sudah berusia 8 tahun. Haikal nama panggilan sehari hari, ia di vonis oleh dokter alami penyempitan pembuluh otak sejak ia keluar dari rahim ibunya.

Hingga saat ini derita yang dialami Haikal tak kunjung ada perubahan. Sang ibu Eva Yuliana bersama sang suami merawat haikal secara bergantian. Di tangan pasutri itulah sosok Haikal dibesarkan, diurus, diasuh, disuapin, dimandikan.

Rutinitas serta aktifitas pasutri ini sangatlah tangguh. Dimana untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari hari pun juga memenuhi kebutuhan anak semata wayangnya itu pasutri tangguh ini berpengahilan yang sangat minim jauh dari kata cukup. Namun, perjuangan mereka demi si buah hati penuh keprihatinan.

Disaat pagi, sang ibu mengasuh dan menjaga anak semata wayangnya. Sedangkan sang ayah dipagi hari harus berkeliling kampung menjajakan sayur keliling dengan memakai motor roda tiga yang sudah dimodifikasi.

Keuntungannya pun tak seperti apa yang ia harapkan. Itupun kalau barang dagangannya oleh pelanggannya tidak dihutang. Bapak satu anak itu membawa keuntungan sebesar lima puluh ribu rupiah disetiap pagi.

Selain buat kebutuhan makan sehari hari pasutri itupun harus menyisihkan sedikit hasil berjualan untuk biaya pengobatan dan membeli makanan anaknya.

Dengan tetesan air mata Eva Yuliana mengatakan bahwa rumah yang ia tempati merupakan rumah kosong milik warga yang ia tempati tanpa membayar.

” Rumah yang saya tempati ini numpang milik warga,” ucap Eva sambil mengusap air mata yang menetes.

Tak hanya itu, Eva pun menceritakan kondisi anak semata wayangnya yang ia kandung selama sembilan bulan didalam perutnya. Sambil memangku Haikal, tangisan air mata Eva pun tak terbendung disaat terucap kata bahwa anaknya setelah lahir di Vonis oleh dokter penyempitan pembuluh otak.

” Sejak lahir hingga Haikal berumur delapan tahun. Saya, suami dan ibu saya yang merawat dan mengasuh Haikal,” ucap Eva sambil memangku Haikal.

Selain mengasuh anak semata wayangnya itu, Eva pun harus membantu suami berjualan sayur keliling demi mencukupi kebutuhan anaknya.

” Gantian sama suami, suami keliling dagang sayur saya ngasuh Haikal, begitupun sebaliknya. Itupun belum cukup untuk kebutuhan, tapi ya harus di cukup cukupkan,” ucap ibu Haikal dengan melirih.

Senada kata itu pun terlontar dari Nur Cahyo, ia pun harus membanting tulang mencari biaya pengobatan anaknya, mencukupi kebutuhan makan sehari hari dengan motor yang sudah dimodifikasi. (RED).

Loading

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *